BLOGGER TEMPLATES AND IMVU Layouts »

Timnas U-23 optimis jadi juara

JAKARTA- Tim nasional (timnas) U-23 tinggal dua langkah lagi mengulangi sejarah emas sepak bola yang terakhir direbut 20 tahun silam. Ujian paling dekat adalah duel semifinal lawan Vietnam nanti malam.

mengalahkan Vietnam pada laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, selain kesiapan strategi, hal yang dibutuhkan adalah mental pemain.Kekalahan 0-1 dari Malaysia pada laga terakhir penyisihan Grup A diharapkan tidak berdampak panjang. ”Kekalahan dari Malaysia di luar skenario. Dengan banyaknya rotasi, harapan saya adalah hasil imbang. Tapi, anak-anak sudah siap untuk laga besok,” ujar Pelatih Timnas U-23 Rahmad Darmawan di Jakarta kemarin.

”Kami sudah melakukan diskusi dengan pemain untuk kembali mengingatkan mereka bahwa kejadian kemarin melawan Malaysia harus segera dilupakan. Secara umum, mungkin dianggap tidak baik. Tapi, saya ingin membalikkan keadaan dengan memacu pemain agar tampil lebih baik lagi dari sebelumnya,” imbuh pelatih yang akrab disapa RD ini. Demi membidik tiket final, skuad terbaik bakal diturunkan RD menghadapi Vietnam.

Ini artinya, trio Papua, Oktovianus Maniani,Patrich Wanggai, dan Titus Bonai, menjadi andalan dalam urusan mengoyak jala lawan. Nama terakhir sempat dikhawatirkan kondisinya karena mengalami masalah pada kaki. Namun, Tibo––sapaan akrab Titus Bonai–– dipastikan siap tempur. ”Titus siap tampil,” kata RD.

Tibo bahkan optimistis Timnas U-23 mampu mengatasi Vietnam pada perebutan tiket ke final ini. Pemain yang selalu jadi starter pada empat laga skuad muda Merah Putih di penyisihan Grup A ini tak terlalu mempersoalkan sedikit cedera yang dideritanya. ”Agak sedikit nyeri di bagian paha atas saya, setelah pertandingan lawan Malaysia. Tapi sekarang sudah lebih baik kondisinya. Saya siap bila besok (hari ini) kembali dipercaya main oleh Pak Rahmad. Saya akan kembali berusaha keras untuk memberikan yang terbaik,” ucap Tibo.

Harapan memenangi semifinal untuk kemudian merebut tiket final demi emas SEA Games digaungkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. Dia mengatakan, ajang SEA Games ini merupakan momentum bagi pemain untuk bisa membuat sejarah bagi bangsa dan negaranya. ”Jika Anda berhasil menang, Anda akan dicatat dalam sejarah. Kalian pernah mencatatkan diri kalian di ajang SEA Games,” pesan Djohar.

Laga kontra Vietnam sepertinya juga bakal kembali dipadati penonton. Namun, kesetiaan sekaligus rasa nasionalisme pencinta sepak bola negeri ini diuji. Inasoc, penyelenggara SEA Games 2011, membuat keputusan mengejutkan dengan menaikkan harga tiket laga semifinal antara Indonesia melawan Vietnam.

Tidak tanggung-tanggung, harga tiket untuk semua kategori naik dua kali lipat dibandingkan harga tiket selama babak penyisihan. Untuk tiket VVIP misalnya, yang semula dipatok Rp500.000 naik menjadi Rp1 juta.Sedangkan tiket termurah dilepas dengan harga Rp50.000 dari harga awal Rp25.000.Total panitia bakal mencetak 70.000 tiket untuk tujuh kategori. Manajer Tiket Inasoc,Agus Mauro mengungkapkan, kenaikan harga tiket karena sepak bola sebagai olahraga favorit.

Meski alasan yang satu ini kurang pantas, dia menyebut kenaikan juga supaya sepak bola tidak dianggap olahraga murahan. ”Kita menghindari kesan olahraga kita dianggap murahan. Kami yakin stadion tetap akan penuh karena sepak bola merupakan cabang olahraga favorit,”ucap Agus. Sayangnya,harga tiket yang mahal itu belum menjamin penonton bakal bisa menyaksikan pertandingan dengan nyaman.

Ketidaksiapan dan ketidaksigapan panitia pelaksana dalam menghadapi penonton yang membeludak menjadi penyebab. Hal ini terlihat saat Indonesia menghadapi Malaysia. Panitia pelaksana (panpel) seperti tidak sigap mengatasi membeludaknya penonton yang sebenarnya sudah bisa diprediksi. Alhasil, banyak penonton yang sudah bertiket tidak bisa masuk karena stadion sudah penuh sesak